Senin, 28 Desember 2009

METODE/GAYA MENGAJAR DALAM PENJAS

oleh :
Akhsan Arief
07601244081
PJKR D

A. GAYA KOMANDO (COMMAND STYLE)
1. Respon langsung terhadap stimulus (Guru memberi contoh/memberi aba-aba, siswa menirukan/mengikuti)
2. Tujuannya adalah penampilan yang cermat
3. Guru menentukan penampilan irama

ANATOMI GAYA KOMANDO
Pra pertemuan : Keputusan oleh guru
Dalam pertemuan : Keputusan oleh guru
Pasca Pertemuan : Keputusan oleh guru

SASARAN GAYA KOMANDO
Merinci peranan guru, peranan siswa, dan hasil yang dicapai. Sasaran yang dicapai akan melibatkan siswa yang akan mengikuti perintah/petunjuk guru dengan sasaran sebagai berikut.:
respons langsung terhadap petunjuk yang diberikan
penampilan yang sama/seragam
penyesuaian
penampilan yang disinkronkan
mengikuti model yang telah ditentukan
mereproduksi model (mengikuti)
ketepatan dan kecermatan respons
meneruskan kegiatan dan tradisi kultural
mempertahankan tingkat estetika
meningkatkan semangat kelompok
penggunaan waktu secara efisien
pengawasan keamanan

MENYUSUN PEMB. GAYA KOMANDO
1. Semua keputusan sebelum peertemuan dibuat oleh guru:
a. pokok bahasan
b. tugas-tugas
c. organisasi
2. Semua keputusan selama pertemuan dibuat oleh guru:
a. penjelasan
b. penyampaian materi
c. penjelasan prosedur organisasi
d. urutan kegiatan
3. Semua keputusan pasca pertemuan dibuat oleh guru:
a. Umpan balik kepada siswa
b. Sasarannya harus banyak memberi waktu untuk pelaksanaan tugas

IMPLIKASI GAYA KOMANDO
Standar penampilan sudah mantap, yaitu :
Materi pembelajaran dipelajari dengan meniru
Materi pembelajaran dibagi-bagi agar mudah ditiru
Tidak ada perbedaan individual

UNSUR-UNSUR KHAS GAYA KOMANDO
- Semua keputusan dibuat oleh guru
- Menuruti petunjuk dan melaksanakan tugas merupakan kegiatan utama siswa
- Menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi
- Dapat membuat siswa merasa terlibat dan termotivasi
- Mengembangkan perilaku disiplin

KELEMAHAN GAYA KOMANDO
- Tidak demokratis
- Penyaluran aspek sosial, emosional, dan kognitif sangat terbatas

B. GAYA LATIHAN (PRACTICE STYLE)
Dalam gaya ini siswa diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara perorangan, sedangkan guru memberi umpan balik kepada semua siswa secara perorangan.

ANATOMI GAYA LATIHAN
Pra pertemuan : Keputusan oleh guru
Dalam pertemuan : Keputusan oleh siswa
Pasca Pertemuan : Keputusan oleh guru

SASARAN GAYA LATIHAN
a. Berlatih tugas-tugas yang telah diberikan sebagaimana yang telah didemonstrasikan dengan jelas.
b. Memperagakan tugas yang diberikan.
c. Lamanya latihan berkaitan dengan kecakapan penampilan.
d. Memiliki pengalaman dan penampilan tentang hasil (balikan) yang diberikan guru.

PERANAN GURU DAN SISWA
1. Peranan siswa (siswa membuat keputusan selama pertemuan berlangsung) :
a. sikap (postur)
b. tempat
c. urutan pelaksanaan tugas
d. waktu untuk memulai
e. kecepatan irama
f. waktu berhenti
g. waktu sela diantara tugas
h. memprakarsai pertanyaan-pertanyaantugas

2. Peranan Guru
- guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri
- memberi balikan secara individual
- meningkatkan interaksi kpd. individu
- memberi kesempatan kpd siswa dalam penyesuaian diri

IMPLIKASI GAYA LATIHAN
- mengenal/mengetahui yg diharapkan dari kelas
- menerima pemberian tugas
- membuat keputusan sambil menjalankan tugas
- menerima balikan
- membuat keputusan pd pertemuan
- siklus kegiatannya:
a. penyampaian tugas oleh guru
b. pelaksanaan tugas oleh siswa
c. pengamatan dan penilaian oleh guru (balikan)
3. Peranan baru siswa, keputusan dan peranan guru harus dijelaskan di kelas:
a. siswa perlu memahami peranannya
b. diusahakan agar siswa senang
c. gaya latihan dilakukan secara bertahap

PEMILIHAN MATERI PEMBELAJARAN
Tugas-tugas dapat dilaksanakan dengan gaya tersebut. Dapat di nilai dengan kriteria dengan benar atau salah dan pengetahuan tentang hasil-hasil.

MERENCANAKAN PEMBELAJARAN DENGAN GAYA LATIHAN
1. Lembaran tugas dibuat minimal seminggu sebelum pembelajaran berlangsung. Lembaran tugas berfungsi:
a. membantu siswa utk mengingat
b. mengurangi pengulangan oleh guru
c. agar siswa bertanggung jawab belajar
d. utk mencatat kemajuan siswa
e. mengurangi kesempatan mengabaikan

2. Desain lembaran tugas:
a. berisi keterangan yang diperlukan
b. merinci tugas-tugas khusus
c. menyatakan banyaknya tugas:
1) ulangan
2) jarak
3) lamanya
d. memberi arah bagi siswa dalam melaksanakan tugas
e. kriteria yang didasarkan atas hasil yang dapat diketahui dan dilihat oleh siswa

C. GAYA RESIPROKAL
Gaya resiprokal memberikan kesempatan kepada teman sebaya untuk memberikan umpan balik. Peranan ini memungkinkan:
1.peningkatan interaksi sosial antar teman sebaya
2.umpan balik langsung

SASARAN GAYA RESIPROKAL
1. Tugas (Materi Pembelajaran):
a. memberi kesempatan untuk latihan berulang kali dengan seorang pengamat
b. siswa menerima umpan balik langsung
c. sebagai pengamat, siswa memperoleh pengetahuan penampilan tugas
2. Peranan Siswa:
a. memberi dan menerima umpan balik
b. mengamati penampilan teman dan mengoreksi
c. menumbuhkan kesabaran dan toleransi
d. memberikan umpan balik

ANATOMI GAYA RESIPROKAL
Pra pertemuan : Keputusan oleh guru
Dalam pertemuan : Keputusan oleh pelaku
Pasca Pertemuan : Keputusan oleh pengamat

PELAKSANAAN GAYA RESIPROKAL
1. Tuntutan bagi guru dan pengamat:
a. umpan balik digeser dari guru ke pengamat
b. pengamat belajar bersikap positif
c. pelaku belajar menerima umpan balik dari pengamat (saling percaya)
2. Pra pertemuan: guru memberikan lembar tugas kpd pengamat dan pelaku
3. Selama pertemuan:
a. guru menjelaskan peranan masing-masing
b. pelaku berkomunikasi dengan pengamat
c. peranan pengamat memberikan umpan balik berdasarkan kriteria yang ada
4. Pasca pertemuan:
a. menyimpulkan hasil penampilan
b. menyampaikan hal-hal mengenai penampilan pelaku
5. Peranan Guru:
a. menjawab pertanyaan dari pengamat
b. berkomunikasi dengan pengamat
c. memantau pelaksanaan pembelajaran

PEMILIHAN MATERI
1. Lembaran kriteria
2. Menentukan garis-garis pedoman
3. Lima bagian lembaran kriteria:
a. Uraian khusus mengenai tugas
b. Hal-hal khusus harus dicari selama penampilan
c. Gambar atau sketsa untuk melaksanakan tugas
d. Contoh perilaku verbal sebagai umpan balik
e. Mengingatkan peranan pengamat

PERTIMBANGAN KHUSUS
- interaksi antara guru dan pengamat
- pengamat harus berkomunikasi menurut kriteria yang telah disusun
- pastikan pengamat telah memberikan umpan balik yang akurat dan berhubungan dengan kriteria
- guru memantau penampilan pengamat
- teknik gaya resiprokal perlu contoh
- sasarannya utk pemusatan perhatian pada penerimaan siswa terhadapperanan pelaku dan pengamat
- kelompok yg lebih dari 2 orang juga bisa dengan gaya ini

D. GAYA PERIKSA DIRI
Peranan Siswa
- menilai penampilannya sendiri
- menetapkan kriteria utk memperbaiki penampilannya sendiri
- belajar bersikap objektif thd penampilannya
- belajar menerima keterbatasannya
- membuat keputusan baru dlm bagian pelajaran selama dan sesudah pertemuan

ANATOMI GAYA PERIKSA DIRI
Pra pertemuan : Keputusan oleh guru
Dalam pertemuan : Keputusan oleh siswa
Pasca Pertemuan : Keputusan oleh siswa

PENETAPAN GAYA PERIKSA DIRI
Dalam gaya ini siswa lebih mandiri dibanding gaya sebelumnya. Dalam gaya ini siswa membandingkan antara apa yang dilakukan dengan kriteria dari guru. Guru membuat keputusn dan menyusun kriteria
1. Keputusan dalam pertemuan:
- jelaskan tujuan gaya ini kepada siswa
- jelaskan peranan siswa dan tekankan penilaian diri
- jelaskan peranan guru
- jelaskan tugas dan logistik
- tentukan parameternya
2. Keputusan pasca pertemuan:
- mengawasi pelaksanaan tugas oleh siswa
- mengawasi penggunaan lembaran kriteria
- membicarakan dengan perorangan terkait ketepatan dalam melaksanakan tugas
- memberikan umpan balik secara umum

IMPLIKASI GAYA PERIKSA DIRI
- guru mendorong kemandirian siswa
- guru mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan dan memantau sendiri
- guru mempercayai siswa
- guru mengajukan pertanyaan yang berpusat pada proses periksa diri dan pelaksanaan tugas
- siswa belajar sendiri
- siswa mengenali keterbatasannya
- siswa memakai umpan balik dari hasil periksa diri

MEMILIH DAN MENYUSUN MATERI
- Tidak semua materi cocok dengan gaya ini
- Tugas-tugas baru tidak cocok
- Jika tugas sulit diamati diri sendiri tidak cocok, contoh: senam, menyelam, loncat indah, dan jika tugas memerlukan umpan balik dari luar
- Kegiatan yang berkenaan dengan pengetahuan tentang hasil gerakan cocok: menembak dalam basket, tugas yang berkenaan dengan jarak dan kecermatan, penempatan servis tenis, tendangan bola ke gawang, tugas yang hasilnya dapat dilihat oleh siswa dan cocok jika dibandingkan dengan kriteria


PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN
Interaksi verbal guru ke siswa hrs mencerminkan maksud penilaian diri:
a. tentukan apakah siswa dpt menyamakan dan membandingkan penampilan dg kriteria
b. membantu siswa utk melihat ketidaksesuaian dg mengajukan pertanyaan
c. arahkan keputusan-keputusan siswa dg merujuk kriteria

MEMILIH DESAIN TUGAS
Ada dua pilihan:
a. guru dapat memilih satu tugas untuk semuanya
b.mendesain tugas yang berbeda-beda, menyediakan berbagai tugas sesuai dengan kemampuan siswa
c. lembaran kriteria. lembaran tugas gaya ini sama dengan gaya latihan


E. GAYA INKLUSI/CAKUPAN
Tujuan gaya inklusi/cakupan:
a. melibatkan semua siswa
b. penyesuaian thd perbedaan individu
c. memberi kesempatan utk memulai pd tingkat kemampuan sendiri
d. memberi kesempatan utk mulai kerja dg tgs-tgs yg ringan ke berat, sesuai dg tingkat kemampuan siswa
e. melajar melihat hub antara kemampuan merasa dg tgs apa yg dpt dilakukan oleh siswa
f. individualisasi dimungkinkan, krn memilih diantara alternatif tingkat tgs yg telah disediakan

ANATOMI GAYA CAKUPAN
Pra pertemuan : Keputusan oleh guru
Dalam pertemuan : Keputusan oleh siswa
Pasca Pertemuan : Keputusan oleh siswa

1.Peranan Guru:
a. membuat keputusan pada pra pertemuan
b. harus merencanakan seperangkat tugas-tugas dalam berbagai tingkat kesulitan yang disesuaikan dengan perbedaan individu dan yang memungkinkan siswa untuk beranjak dari tugas yang mudah ke tugas yang sulit
2. Keputusan-keputusan Siswa:
a. memilih tugas-tugas yang tersedia
b. melakukan penafsiran sendiri dan memilih tugas awalnya
c. siswa mencoba tugasnya
d. siswa menentukan untuk mengulang, memilih tugas yang lebih sulit atau lebih mudah, berdasarkan hasil tugas awal
e. mencoba tugas berikutnya
f. siswa menilai/menaksir hasil-hasilnya
g. prosesnya dilanjutkan

PELAKSANAAN GAYA CAKUPAN
Dalam pelaksanaan gaya ini, guru menjelaskan ke siswa, siswa disuruh memulai, mengamati siswa, memberi umpan balik ke siswa tentang:
- tanyakan bagaimana mereka memilih tugas
- siswa supaya memilih tugas sesuai kemampuan
- amati siswa yang masih melakukan salah

IMPLIKASI GAYA CAKUPAN
a. Siswa dapat terlayani dengan perbedaan individu
b. Adanya perbedaan antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan kenyataan yang ada
c. Fokus perhatian ke individu siswa
d. Siswa membandingkan konsep mereka sendiri yang berkaitan dengan penampilan fisik
e. Memilih dan merancang pokok bahasan
f. Konsep tentang tingkat kesulitan. Belajar dari yang mudah ke yg sulit
Contoh bentuk latihan
- rentangan jarak minimum dan maksimum
- tingginya basket
- ukuran lingkaran dan ukuran bola
- sudut tembakan



F. GAYA PENEMUAN TERPIMPIN (KONVERGEN)
a. gaya ini penekanannya terpusat pada perkembangan kognitif
b. guru menyusun serangkaian pertanyaan
c. pertanyaan yang disusun hanya satu jawaban yang dianggap benar
d. pertanyaan harus menghasilkan jawaban yang mengarah pada penemuan konsep, prinsip, dan atau gagasan

SASARAN GAYA KONVERGEN
a. Melibatkan siswa dalam proses penemuan yang konvergen
b. Mengembangkan hub yg serasi dan tepat antara jawaban siswa dg pertanyaan
c. Mengembangkan keterampilan utk menemukan jawaban yg berurut yg akan menuju pada penemuan konsep
d. Mengembangkan kesabaran guru dan siswa

ANATOMI GAYA KONVERGEN
Pra pertemuan : Keputusan oleh guru
Dalam pertemuan : Keputusan oleh siswa
Pasca Pertemuan : Keputusan oleh siswa

PENERAPAN GAYA KONVERGEN
Dalam menyusun pertanyaan harus mengenali prinsip, konsep, dan atau gagasan. Prosedur mengajarnya sbb.:
- menyampaikan pertanyaan sesuai dengan susunan
- beri waktu untuk siswa menjawab
- berikan umpan balik (netral atau menilai)
- ajukan pertanyaan berkutnya
- jangan berikan jawaban
- bersikap sabar dan menerima
Merencanakan:
- mengenali materi yang khusus
- menentukan urutan langkah-langkah
Yang harus dilakukan jika jawaban salah:
- ulangi pertanyaan/petunjuknya, kalau masih salah ajukan pertanyaan lain yg menguatkan/menjabarkannya
- beri waktu kpd siswa untuk berpikir

IMPLIKASI GAYA KONVERGEN
1. Gaya ini menuntut guru untuk menyediakan waktu dalam menyusun pertanyaan yang memaksa siswa berpikir
2. Tanggung jawab untuk menemukan merupakan kegiatan utama siswa
3. Siswa memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan tanggung jawab baru

POKOK BAHASAN/MATERI
a. Jenis-jenis informasi yg perlu ditemukan adalah: konsep, prinsip, kaidah, hubungan, bagaimana, mengapa, dan batasan-batasan
b. Topik tidak boleh diketahui sebelumnya
c. Yang paling baik adalah episode yang paling pendek
d. Jika bisa pertanyaan yg harus dikerjakan dengan fisik

G. GAYA DIVERGEN
Gaya divergen merupakan gaya dalam bentuk pemecahan masalah. Selain itu gaya ini memungkinkan jawaban yang beraneka ragam (tidak hanya satu jawaban yg benar). Rangsangan diberikan agar siswa dapat memecahkan masalah
SASARAN GAYA DIVERGEN
a. Mendorong siswa untuk menemukan pemecahan ganda melalui pertimbangan kognitif
b. Mengembangkan wawasan ke dalam struktur keg dan menemukan variasi
c. Memungkinkan siswa untuk bebas dari guru dan melampaui jawaban yg diharapkan
d. Mengembangkan kemampuan untuk memeriksa dan menganalisis pemecahan

ANATOMI GAYA DIVERGEN
Pra pertemuan : Keputusan oleh guru
Dalam pertemuan : Keputusan oleh siswa
Pasca Pertemuan : Keputusan oleh siswa

1. Pra pertemuan guru membuat kep:
a.pokok bahasan/materi umum
b.pokok bahasan/materi khusus yang berpusat pada episode
c.menyusun masalah khusus untuk memperoleh jawaban ganda
2. Saat pertemuan:
a. siswa menentukan jawaban dari masalah
b. siswa mengambil keputusan untuk jawaban dari masalah
3. Pasca pertemuan:
a. siswa menilai pemecahan yang telah dibuat
b. pemeriksaan mencakup memban-dingkan pemecahan dengan masalah yang dirumuskan guru

PENERAPAN GAYA DIVERGEN
Perlu meyakinkan siswa, bahwa gagasan dan pemecahan mereka akan diterima. Seringkali siswa sudah terbiasa dengan mereka diberitahu tentang apa yang harus mereka lakukan, dan tidak diperkenankan untuk menemukan sendiri jawaban yang benar. Pada waktu siswa bekerja mencari pemecahan, guru harus mengawasi dan menunggu untuk memberi kesempatan kepada siswa utk menyusun jawaban mereka. Umpan balik harus dapat membimbing siswa kpd masalah utk menemukan jawaban yg tepat. Guru harus menahan diri utk tidak memilihi jawaban-jawaban tertentu sebagai contoh. Sebab akan mendorong pada penjiplakan, bukan pemecahan masalah lagi.

MENDESAIN POKOK BAHASAN/MATERI
1. Pilihan:
a. masalah tunggal
b. masalah ganda
2. Masalah harus menyatakan garis petunjuk/ parameter untuk pemecahannya.
3. Masalah yang dipilih harus memungkinkan adanya pemecahan pilihan. Penggunaan keterampilan khusus tidak tepat, seperti cara baru dalm melempar cakram, servis baru dalam tenis
4. Siswa cukup akrab dg pokok bahasan/materi

Sumber Bahan

http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&q=metode+atau+gaya+mengajar+dalam+penjas+ada+berapa%3F&btnG=Telusuri+dengan+Google&meta=&aq=f&oq=metode+atau+gaya+mengajar+dalam+penjas+ada+berapa%3F&fp=fb5226a5e856d2a1

Movie Maker Lempar Lembing

Senin, 21 Desember 2009

Pembelajaran Penjas Lempar Lembing Gaya Finlandia

TEKNIK PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING
Finlandia Style
oleh : Akhsan Arief
nim : 07601244081
kelas: PJKR D

Salah satu cara pegang dalam lempar lembing yaitu cara pegang gaya Finlandia. Caranya adalah antara jari tengah dan ibu jari berada tepat di belakang lilitan tali pegangan lembing, sedangkan letak jari telunjuk lurus ke belakang di bawah lembing.


Gambar 1. Cara Pegang

Posisi Awal
Cara pegangan tangan :
Ibu jari dan jari tengah, berada di belakang tali balutan, sedangkan jari telunjuk memanjang badan lembing.



Gambar 2. Posisi Awal

Langkah gerakan:
Langkah gerakan menggunkan 5 langkah awalan yaitu;
Lari awalan sepanjang 8-12 langkah
Sesuai dengan kemampuan dalam lari Sprint
Lembing dibawa setiniggi kepala, dengan mata lembing menunjuk
sedikit keatas.
Punggung tangan menghadap keluar



Gambar 3. Langkah Gerakan

Pelepasan Lembing (delevery)
Dengan cara:
Bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan.
Bahu pelempar secara aktif dibawa kedepan dan lengan pelempar diputar kemudian siku mendorong keatas, dengan sudut lemparan kira-kira 34 derajat.







Gambar 4. Pelepasan Lembing

Pemulihan (recovery)
Terjadi sebelum garis batas dengan suatu pembalikan arah lemparan ke kaki kanan.
Lutut ditekuk secara signifikan dan pusat massa badan diturunkan dengan membengkokkan badan bagian atas ke depan.

Video lempar lembing gaya finlandia

Senin, 26 Oktober 2009

Etika dan Moral Dalam Pendidikan Jasmani Menuju Olahraga Prestasi

Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, sehingga pendidikan jasmani memiliki arti yang cukup representatif dalam mengembangkan manusia dalam persiapannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
Pendidikan jasmani di Indonesia memiliki tujuan kepada keselarasan antara tubuhnya badan dan perkembangan jiwa, dan merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa indonesia yang sehat lahir dan batin, diberikan kepada segala jenis sekolah. (UU no 4 th 1950, ttg dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah bab IV pasal 9)
Pendidikan jasmani mempunyai tujuan pendidikan sebagai (1) perkembangan organ-organ tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani, 2) perkembangan neuro muskuler, 3) perkembangan mental emosional, 4) perkembangan sosial dan 5) perkembangan intelektual.
Tujuan akhir olahraga dan pendidikan jasmani terletak dalam peranannya sebagai wadah unik penyempurnaan watak, dan sebagai wahana untuk memilikian membentuk kepribadian yang kuat, watak yang baik dan sifat yang mulia; hanya orang-orang yang memiliki kebajikan moral seperti inilah yang akan menjadi warga masyarakat yang berguna (Baron Piere de Coubertin)
Uraian di atas memperjelas bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan ‘alat’ pendidikan, sekaligus pembudayaan. Proses ini merupakan sebuah syarat yang memungkinkan manusia mampu terus mempertahankan kelangsungan hidupnya sebagai manusia.
Pendidikan adalah segenap upaya yang mempengaruhi pembinaan dan pembentukkan kepribadian, termasuk perubahan perilaku, karena itu pendidikan jasmani dan olahraga selalu melibatkan dimensi sosial, disamping kriteria yang bersifat fisikal yang menekankan ketrampilan, ketangkasan dan unjuk “kebolehan’. Dimensi sosial ini melibatkan hubungan antar orang, antar peserta didik sebagai sebagai fasilitator atau pengarah.
Kondisi saat ini ketika masyarakat Indonesia menghadapi permasalahan perekonomian yang berkepanjangan, tidak terlepas dari etika dan moral bangsa yang sudah ‘bobrok’, budaya bangsa yang luhur mulai telah terkikis sedikit demi sedikit. Anak banyak yang tidak menghargai gurunya bahkan orang tuanya.
Fenomena dalam pendidikan jasmani saat ini, banyak anak yang enggan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani karena terkesan membosankan dan menjemukan.
Masalah moral di Amerika menjadi salah satu isu pendidikan yang diangkat dalam membentuk manusia Amerika, mengingat orang Amerika pernah terkejut pada awal 1985 ketika mereka mengetahui bahwa pemenang medali cabang balap sepeda pada Olimpiade yang berasal dari USA mengakui telah mendoping darah sebelum kompetisi. Ditambah lagi 86 atlet Amerika dari berbagai cabang gagal melewati tes obat-obatan yang diadakan oleh Komite Olahraga Amerika Serikat, sembilan bulan sebelum pertandingan pada tahun 1984. Belum lagi kasus kematian pelari Belanda di Universitas Amerika membawa pada penemuan secara tidak sengaja tentang penggunaan secaraluas resep obat yang didapatkan secara ilegal oleh atlet mahasiswa, yang disuplai oleh pelatih kampus.
Pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia, karena dalam pendidikan jasmani menyediakan kesempatan untuk memperlihatkan mengembangan karakter. Pengajaran etika dalam pendidikan jasmani biasanya dengan contoh atau perilaku. Pengajar tidak baik berkata kepada muridnya untuk memperlakukan orang lain secara adil kalau dia tidak memperlakukan muridnya secara adil.
Selain dari pada itu pendidikan jasmani dan olahraga begitu kaya akan pengalaman emosional. Aneka macam emosi terlibat di dalamnya. Kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga yang berakar pada permainan, ketrampilan dan ketangkasan memerlukan pengerahan energi untuk menghasilkan yang terbaik.
Pantas rasanya jika kita setuju untuk mengemukakan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan dasar atau alat pendidikan dalam membentuk manusia seutuhnya, dalam pengembangan kemampuan cognitif, afektif dan psikomotor yang behavior dalam membentuk kemampuan manusia yang berwatak dan bermoral.